MASA PENJAJAHAN JEPANG
( 1942-1945 )


Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama
bangsa Indonesia.
Pada Mei 1940,
awal Perang Dunia
II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan
siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke Amerika
Serikat dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang
bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan
Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan
yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk
mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang
terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.
Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk
mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat
memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad
Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943.
Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi,
tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang
tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan,
terlibat perbudakan
seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan
perang lainnya.
Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam
penguasaan Jepang. Jepang membentuk persiapan kemerdekaan yaitu BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Cosakai, dalam bahasa
Jepang. Badan ini bertugas membentuk persiapan-persiapan pra-kemerdekaan dan
membuat dasar negara dan di gantikan oleh PPKI yg tugasnya menyiapkan
kemerdekaan.
Latar
belakang
Bulan Oktober 1941,
Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana Menteri Jepang.
Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki
melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka
melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus,
apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi
setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik untuk
industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang.
Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima
Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu
mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh potensi
Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10
kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal
pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat
tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak
serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang
secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii.
Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki,
mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura,
yang akan dilanjutkan ke Jawa.
Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang
didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi
direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin armada
yang ditugaskan menyerang Pearl
Harbor.
Hari minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 360
pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat
tempur diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua
kapal perang besar serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pemboman
Jepang tesebut juga menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330
serdadu Amerika tewas dan lebih dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal
induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941,
Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.
Perang
Pasifik ini
berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur,
termasuk Indonesia.
Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hndia-Belanda adalah untuk menguasai
sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang
serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi
seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak
utama.
Organisasi
yang diprakarsai oleh Jepang
- Pembela Tanah Air (Peta)
- Heiho
- Seinendan
- Putera
- Jawa Hokokai
- Keibodan
Perlawanan
rakyat terhadap Jepang
Peristiwa Cot Plieng,
Aceh 10 November 1942
Pemberontakan dipimpin seorang ulama
muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot Plieng Lok Seumawe. Usaha Jepang
untuk membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang melakukan serangan
mendadak di pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan salat Subuh. Dengan
persenjataan sederhana/seadanya rakyat berusaha menahan serangan dan berhasil
memukul mundur pasukan Jepang untuk kembali ke Lhokseumawe. Begitu juga dengan
serangan kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Baru pada serangan terakhir
(ketiga) Jepang berhasil membakar masjid sementara pemimpin pemberontakan
(Teuku Abdul Jalil) berhasil meloloskan diri dari kepungan musuh, namun
akhirnya tertembak saat sedang salat.
Peristiwa Singaparna
Perlawanan fisik ini terjadi di pesantren
Sukamanah Jawa Barat (Singaparna) di bawah pimpinan KH. Zainal
Mustafa, tahun 1943. Beliau menolak dengan tegas ajaran yang berbau
Jepang, khususnya kewajiban untuk melakukan Seikerei setiap pagi, yaitu memberi
penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah
matahari terbit. Kewajiban Seikerei ini jelas menyinggung perasaan umat Islam Indonesia karena termasuk perbuatan
syirik/menyekutukan Tuhan. Selain itu beliaupun tidak tahan melihat penderitaan
rakyat akibat tanam paksa.
Saat utusan Jepang akan menangkap,
KH. Zainal Mustafa telah mempersiapkan para santrinya yang telah dibekali ilmu
beladiri untuk mengepung dan mengeroyok tentara Jepang, yang akhirnya mundur ke
Tasikmalaya.
Jepang memutuskan untuk menggunakan
kekerasan sebagai upaya untuk mengakhiri pembangkangan ulama tersebut. Pada
tanggal 25 Februari 1944, terjadilah pertempuran sengit antara rakyat dengan
pasukan Jepang setelah salat Jumat. Meskipun berbagai upaya perlawanan telah
dilakukan, namun KH. Zainal Mustafa berhasil juga ditangkap dan dibawa ke
Tasikmalaya kemudian dibawah ke Jakarta untuk menerima hukuman mati dan dimakamkan di Ancol.
Peristiwa Indramayu, April 1944
Peristiwa Indramayu terjadi bulan
April 1944 disebabkan adanya pemaksaan kewajiban menyetorkan sebagian hasil
padi dan pelaksanaan kerja rodi/kerja paksa/Romusha yang telah mengakibatkan
penderitaan rakyat yang berkepanjangan.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji
Madriyan dan kawan-kawan di desa Karang Ampel, Sindang Kabupaten Indramayu.
Pasukan Jepang sengaja bertindak
kejam terhadap rakyat di kedua wilayah (Lohbener dan Sindang) agar daerah lain
tidak ikut memberontak setelah mengetahi kekejaman yang dilakukan pada setiap
pemberontakan.
Pemberontakan Teuku Hamid
Teuku Hamid adalah seorang perwira
Giyugun, bersama dengan satu pleton pasukannya melarikan diri ke hutan untuk
melakukan perlawanan. Ini terjadi pada bulan November 1944.
Menghadapi kondisi tersebut,
pemerintah Jepang melakukan ancaman akan membunuh para keluarga pemberontak
jika tidak mau menyerah. Kondisi tersebut memaksa sebagian pasukan pemberontak
menyerah, sehingga akhirnya dapat ditumpas.
Di daerah Aceh lainnya timbul pula
upaya perlawanan rakyat seperti di Kabupaten Berenaih yang dipimpin oleh kepala
kampung dan dibantu oleh satu regu Giyugun (perwira tentara sukarela), namun
semua berakhir dengan kondisi yang sama yakni berhasil ditumpas oleh kekuatan
militer Jepang dengan sangat kejam.
Pemberontakan Peta
- Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh
Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan
karena persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang dilakukan secara
paksa dan di luar batas perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat para pejuang
tidak tega melihat penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih
militer Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan PETA di Blitar
merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu muslihat Jepang
melalui Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil
ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat perwira PETA dihukum mati dan
tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil
meloloskan diri.
- Perlawanan PETA di Meureudu, Aceh (November 1944)
Perlawanan ini dipimpin oleh Perwira
Gyugun T. Hamid. Latar belakang perlawanan ini karena sikap Jepang yang angkuh
dan kejam terhadap rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada khususnya.
- Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh
pemimpin regu (Bundanco) Kusaeri bersama rekan-rekannya. Perlawanan yang
direncanakan dimulai tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang sehingga Kusaeri
ditangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak
terlaksana karena Jepang terdesak oleh Sekutu.
Perlawanan Pang Suma
Perlawanan Rakyat yg dipimpin oleh
Pang Suma berkobar di Kalimantan Selatan. Pang Suma adalah pemimpin suku Dayak
yg besar pengaruhnya dikalangan suku-suku di daerah Tayan dan Meliau.
Perlawanan ini bersifat gerilya untuk mengganggu aktivitas Jepang di
Kalimantan.
Momentum perlawanan Pang Suma
diawali dengan pemukulan seorang tenaga kerja Dayak oleh pengawas Jepang, satu
diantara sekitar 130 pekerja pada sebuah perusahaan kayu Jepang. Kejadian ini
kemudian memulai sebuah rangkaian perlawanan yang mencapai puncak dalam sebuah
serangan balasan Dayak yang dikenal dengan Perang Majang Desa, dari April
hingga Agustus 1944 di daerah Tayan-Meliau-Batang Tarang (Kab. Sanggau).
Sekitar 600 pejuang kemerdekaan dibunuh oleh Jepang, termasuk Pang Suma.
Perlawanan Koreri di Biak
Perlawanan ini dipimpin oleh L.
Rumkorem, pimpinan Gerakan “Koreri” yang berpusat di Biak. Perlawanan ini
dilatarbelakangi oleh penderitaan rakyat yang diperlakukan sebagai budak
belian, dipukuli, dan dianiaya. Dalam perlawanan tersebut rakyat banyak jatuh
korban, tetapi rakyat melawan dengan gigih. Akhirnya Jepang meninggalkan Pulau
Biak.
Perlawanan di Pulau Yapen Selatan
Perlawanan ini dipimpin oleh Nimrod.
Ketika Sekutu sudah mendekat maka memberi bantuan senjata kepada pejuang
sehingga perlawanan semakin seru. Nimrod dihukum pancung oleh Jepang untuk
menakut-nakuti rakyat. Tetapi rakyat tidak takut dan muncullah seorang pemimpin
gerilya yakni S. Papare.
Perlawanan di Tanah Besar Papua
Perlawanan ini dipimpin oleh Simson.
Dalam perlawanan rakyat di Papua, terjadi hubungan kerja sama antara gerilyawan
dengan pasukan penyusup Sekutu sehingga rakyat mendapatkan modal senjata dari
Sekutu.
Gerakan bawah tanah
Sebenarnya bentuk perlawanan terhadap
pemerintah Jepang yang dilakukan rakyat Indonesia tidak hanya terbatas pada bentuk perlawanan fisik saja
tetapi Anda dapat pula melihat betnuk perlawanan lain/gerakan bawah tanah
seperti yang dilakukan oleh:
- Kelompok Sutan Syahrir di daerah Jakarta dan
Jawa Barat dengan cara menyamar sebagai pedagang nanas di Sindanglaya.
- Kelompok Sukarni, Adam Malik dan Pandu Wiguna. Mereka
berhasil menyusup sebagai pegawai kantor pusat propaganda Jepang Sendenbu
(sekarang kantor berita Antara).
- Kelompok Syarif Thayeb, Eri
Sudewo dan Chairul Saleh. Mereka adalah kelompok mahasiswa dan pelajar.
- Kelompok Mr. Achmad Subardjo, Sudiro dan Wikana. Mereka
adalah kelompok gerakan Kaigun (AL) Jepang.
Mereka yang tergabung dalam kelompok
di bawah tanah, berusaha untuk mencari informasi dan peluang untuk bisa melihat
kelemahan pasukan militer Jepang dan usaha mereka akan dapat Anda lihat
hasilnya pada saat Jepang telah kalah dari Sekutu, kelompok pemudalah yang
lebih cepat dapat informasi tersebut serta merekalah yang akhirnya mendesak
golongan tua untuk secepatnya melakukn proklamasi.
Demikianlah gambaran tentang
aktifitas pergerakan Nasional yang dilakukan oleh kelompok organisasi maupun
gerakan sosial pada masa pemerintah pendudukan Jepang, tentu Anda dapat
memahami sebab-sebab kegagalan dan mengapa para tokoh pergerakan lebih memilih
sikap kooperatif menghadapi pemerintahan militer Jepang yang sangat
ganas/kejam.
Garis
waktu

[sunting] 1941
- 6 Januari, Belanda menangkap Thamrin, Douwes
Dekker dan beberapa tokoh nasionalis lain. Thamrin meninggal
di tahanan lima hari kemudian. Douwes Dekker diasingkan ke Suriname.
- 11 Januari - Tim perundingan Jepang yang baru dan lebih agresif di
bawah Yoshizawa tiba di Batavia.
- Februari - Tekanan Jepang yang kian meningkat terhadap
pemerintah Hindia Belanda untuk "bergabung dengan Wilayah Kemakmuran
Bersama Asia Timur Raya" ditolak Van Mook.
- 14 Mei - Jepang mengirimkan sebuah ultimatum kepada pemerintah
Hindia Belanda, menuntut agar pengaruh dan kehadiran Jepang dibiarkan di
wilayah ini.
- 6 Juni - Perundingan antara Belanda dan Jepang gagal.
Pemerintah Hindia Belanda menjawab bahwa tidak akan ada konsesi yang akan
diberikan kepada Jepang, dan bahwa semua produk strategis (termasuk minyak
dan karet) telah dikontrakkan untuk dikapalkan ke Britania dan Amerika
Serikat.
- 11 Juli - Volksraad membentuk sebuah milisi Indonesia.
- 25 Juli - Jepang mengumumkan pembentukan sebuah
"protektorat" atas Indochina.
- 26 Juli - Semua asset Jepang di Hindia Belanda dibekukan.
- 30 Juli - Pemerintah Belanda di pembuangan menjanjikan untuk
mengadakan konferensi tentang Indonesia setelah perang.
- 30 November - Angkatan Laut Belanda di Hindia mulai dimobilisasa.
- 5 Desember - Pemerintah Hindia Belanda mengirim permintaan kepada Australia untuk
mengirimkan pasukannya ke Ambon dan Timor. Pesawat-pesawat Angkatan Udara Australia dan
personilnya tiba pada 7 Desember.
- 8 Desember - Jepang menyerang Malaya, mendarat di ujung selatan Thailand dan
utara Malaya. Jepang mulai menyerang Filipina. Belanda, di
antara bangsa-bangsa lainnya, perang terhadap Jepang.
- 10 Desember - Kapal-kapal perang Britania, Prince of Wales dan
Repulse ditenggelamkan dalam perbedaan beberapa jam saja satu sama lain di
lepas pantai Malaya.
- 16 Desember - Orang-orang Aceh yang anti Belanda mengadakan
hubungan dengan pasukan-pasukan Jepang di Malaya.
- 17 Desember – Pasukan yang dipimpin oleh Australia mendarat
di Timor Portugis. Diktator Portugal Salazar
memprotes.
- 17 Desember - Jepang melakukan serangan udara atas Ternate.
- Jepang mendarat di Sarawak.
- 22 Desember – Pasukan invasi utama Jepang mendarat di Filipina.
- Hatta menulis sebuah artikel surat kabar
yang menyerukan agar bangsa Indonesia melawan Jepang.
- 24 Desember - Jepang menyerang pasukan-pasukan Britania di Kuching, Sarawak.
[sunting] 1942
[sunting] Januari
- 2 Januari - Jepang merebut kota Manila.
- 3 Januari - Jepang merebut Sabah.
- 6 Januari - Jepang merebut Brunei.
- 6 Januari – Serangan udara Jepang pertama atas Ambon.
- 10 Januari - Jepang mulai menginvasi Indonesia di Kalimantan
(Tarakan) dan Sulawesi (Manado).
- 11 Januari - Jepang merebut Tarakan.
- 12 Januari - Van Mook melakukan perjalanan darurat ke Amerika
Serikat, meminta tambahan pasukan, dan agar Hindia Belanda tidak dilupakan
dalam pertahanan Sekutu.
- 13 Januari - Jepang merebut Manado.
- 15 Januari - Jen. Wavell dari Britania mengambil alih komando atas
ABDACOM, komando gabungan Sekutu pertama (Australia, Britania, Belanda,
Amerika) di dalam perang.
- 16 Januari – Agen-agen Aceh kembali dari Malaya dengan
janji-janji dukungan Jepang dalam melawan Belanda.
- 23 Januari - Jepang merebut Balikpapan meskipun terdapat serangan balasan dari Belanda dan
A.S.
- 25 Januari - Jepang merebut Kendari di Sulawesi.
- 30 Januari - Jepang menyerang Ambon. Pasukan-pasukan KNIL dan Australia menghancurkan
pasokan agar tidak jatuh ke tangan Jepang. Kota Ambon direbut dalam tempo
24 jam. Pertempuran berlanjut hingga 2 Februari. Sejumlah 90 persen pasukan
pertahanan Australia menjadi korban, banyak di antaranya yang dibantai pada
Februari setelah ditawan.
- Pasukan Britania mengevakuasi Malaya dan
lari ke Singapura.
[sunting] Februari
- 1 Februari - Jepang merebut Pontianak.
- 3 Februari - Jepang mengebom Surabaya, memulai serangan udara terhadap
sasaran-sasaran di Jawa.
- 4 Februari – Pertempuran Selat Makassar (pertempuran laut antara
Kalimantan dan Sulawesi): Angkatan Udara dan Laut Jepang memaksa
Sekutu untuk mundur hingga ke Cilacap. Jepang maju hingga ke Sulawesi.
- 6 Februari - Jepang mulai mengebom Palembang.
- 8 Februari - Jepang mulai melakukan serangan utama atas Singapura.
- 9 Februari - Jepang mengebom Batavia, Surabaya dan Malang.
- 10 Februari - Jepang merebut Makassar.
- 13 Februari - Jepang mendaratkan pasukan parasut di Palembang,
merebut kota dan industri minyaknya yang berharga.
- 15 Februari - Singapura jatuh; 130.000 pasukan di bawah komando
Britania ditawan sebagai tawanan perang.
- 18 Februari - Van Mook, di Australia, memohon agar pasukan Sekutu
melakukan serangan. Bali diduduki Jepang.
- 19 Februari – Pertempuran Selat Badung (pertempuran laut antara
Bali dan Lombok): sebuah satuan kecil pasukan Jepang memukul mundur
pasukan Belanda dan Australia. Jepang mendarat di Bali.
Serangan udara pertama Jepang atas Darwin, Australia.
- 20 Februari - Jepang mendarat di Timor dan tanggal 24 Februari
tentara Jepang telah menguasai Timor.
- 23 Februari – Revolusi melawan Belanda dimulai di Aceh dan Sumatra
Utara, dengan dukungan Jepang.
- Belanda memindahkan Soekarno ke Padang;
Soekarno lolos dalam kekacauan sementara Belanda melakukan evakuasi.
- Belanda mengevakuasi Sjahrir dan Hatta dari Banda
lewat udara beberapa menit sebelum Jepang mulai mengebom pulau itu.
- Jepang mengklaim Timor; pasukan-pasukan Australia terus
melakukan perang gerilya.
- 27 Februari
Pertempuran Laut Jawa: Dalam
pertempuran di Laut Jawa dekat Surabaya yang berlangsung selama tujuh jam, Angkatan Laut Sekutu
dihancurkan, kapal-kapal perusak Amerika lolos ke Australia. Sekutu kehilangan lima kapal
perangnya, sedangkan Jepang hanya menderita kerusakan pada satu kapal
perusaknya (Destroyer). Rear Admiral Karel Willem Frederik Marie Doorman,
Komandan Angkatan Laut India-Belanda, yang baru dua hari sebelumnya, tanggal 25
Februari 1942 ditunjuk menjadi Tactical Commander armada tentara Sekutu
ABDACOM, tenggelam bersama kapal perang utamanya (Flagship) De Ruyter.
- 28 Februari
Tanggal 28 Februari 1942, Tentara
Angkatan Darat ke-16 di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi
Imamura mendarat
di tiga tempat di Jawa. Pertama adalah pasukan Divisi ke-2 mendarat di Merak,Banten,
kedua adalah Resimen ke-230 di Eretan Wetan,
dekat Indramayu dan yang ketiga adalah Divisi ke-48 beserta Resimen ke-56 di Kragan.
Ketiganya segera menggempur pertahanan tentara Belanda. Setelah merebut
Pangkalan Udara Kalijati (sekarang Lanud
Suryadarma), Letnan Jenderal Imamura membuat markasnya di sana. Imamura memberikan ultimatum
kepada Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka tentara Jepang akan
menghancurkan tentara Belanda.
[sunting] Maret
Pada Maret 1942, pasukan-pasukan
Sekutu di Jawa diberitahukan oleh mata-mata bahwa suatu kekuatan Jepang
sejumlah 250.000 sedang mendekati Bandung, sementara kenyataannya kekuatannya
hanya sepersepuluh jumlah itu. Informasi yang keliru itu mungkin merupakan
bagian dari alasan mengapa Sekutu menyerah di Jawa.
Belanda sesungguhnya memindahkan
kaum Komunis yang ditahan di kamp-kamp penjara di Hindia Belanda, sebagian dari
mereka sejak 1926, ke penjara-penjara di Australia ketika Jepang tiba.
- 1 Maret - Pertempuran Selat Sunda: Pasukan invasi Jepang
mendarat di Banten.
- Pasukan invasi Jepang mendarat di sebelah barat Surabaya.
- Serangan udara Jepang atas Medan.
- 5 Maret - Serangan udara Jepang di Cilacap. Jepang masuk ke Batavia.
- 7 Maret - Jepang merebut Cilacap.
- 7 Maret - Rangoon jatuh ke tangan Jepang.
- 8 Maret - Jepang merebut Surabaya.
- 9 Maret
Pada 9 Maret 1942, Gubernur Jenderal
Jonkheer Tjarda van Starkenborgh Stachouwer bersama Letnan Jenderal Hein ter
Poorten, Panglima Tertinggi Tentara India-Belanda datang ke Kalijati dan dimulai perundingan antara
Pemerintah Hindia Belanda dengan pihak Tentara Jepang yang dipimpin langsung oleh Letnan Jenderal Imamura.
Imamura menyatakan, bahwa Belanda harus menandatangani pernyataan menyerah
tanpa syarat. Letnan Jenderal ter Poorten, mewakili Gubernur Jenderal
menanda-tangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Dengan demikian secara de facto dan de jure, seluruh
wilayah bekas Hindia-Belanda sejak itu berada di bawah kekuasaan dan
administrasi Jepang. Hari itu juga, tanggal 9 Maret Jenderal Hein ter Poorten
memerintahkan kepada seluruh tentara India Belanda untuk juga menyerahkan diri
kepada balatentara Kekaisaran Jepang.
Para penguasa yang lain, segera melarikan diri. Dr. Hubertus Johannes van Mook, Letnan Gubernur
Jenderal untuk Hindia Belanda bagian timur, Dr. Charles Olke van der Plas, Gubernur Jawa
Timur, melarikan diri ke Australia.
Jenderal Ludolf Hendrik van Oyen, perwira Angkatan Udara Kerajaan Belanda melarikan diri dan meninggalkan
isterinya di Bandung. Tentara KNIL yang berjumlah sekitar
20.000 di Jawa yang tidak sempat melarikan diri ke Australia ditangkap dan dipenjarakan oleh
tentara Jepang. Sedangkan orang-orang Eropa lain dan juga warganegara Amerika
Serikat, diinternir. Banyak juga warga sipil tersebut yang
dipulangkan kembali ke Eropa.
- 11 Maret - Perlawanan Aceh terlibat dalam pertempuran dengan
Belanda yang sedang mengundurkan diri.
- 12 Maret - Jepang mendarat di Sabang. Operasi-operasi di Aceh
selesai sekitar 15 Maret.
- 12 Maret - Jepang tiba di Medan.
- 18 Maret - Jepang merebut Padang.
- 28 Maret - Pasukan Belanda terakhir di Sumatra menyerah
di Kutatjane, di selatan Aceh.
- Jepang melarang semua kegiatan politik dan semua
organisasi yang ada. Volksraad dihapuskan.
Bendera merah-putih dilarang.
- Angkatan Darat ke-16 Jepang menguasai Jawa; Angkatan
Darat ke-25 di Sumatra (markas besar di Bukittinggi); Angkatan Laut menguasai Indonesia timur
(markas besar di Makassar).
[sunting] April
Pada April 1942, sekitar 200 tentara
Sekutu yang telah melarikan diri ke bukit-bukit di Jawa Timur dan terus
berperang, ditangkap oleh Jepang di bawah perintah Imamura. Mereka dikumpulkan
dan dimasukkan ke kandang-kandang ternak dari bambu, dibawa dengan
kereta-kereta api terbuka ke Surabaya, lalu dibawa ke laut dan dilemparkan ke ikan-ikan
hiu, sementara masih berada di dalam kandang-kandang bambu itu. Imamura
dinyatakan bersalah atas kekejaman ini oleh sebuah peradilan militer Australia setelah perang.
- 7 April – Tiga orang pegawai Radio Hindia Belanda dihukum mati
karena memainkan lagu kebangsaan Belanda pada 18 Maret,
setelah menyerahnya Belanda.
- 7 April - Jepang merebut Ternate.
- Jepang mencoba untuk membentuk gerakan Tiga A;
memulai kampanye propaganda.
·
- ABDACOM dibubarkan. Britania dan Amerika membagi
tanggung jawab perang: Britania akan mencoba untuk merebut kembali Malaya
dan Sumatra serta Burma. Sisanya di Pasifik dan Indonesia menjadi
tanggung jawab AS (yang bekerja sama dengan Australia).
- 19 April - Jepang merebut Hollandia (kini Jayapura).
[sunting] Mei
- 9 Mei - Jepang menduduki Lombok.
- 13 Mei - Jepang menduduki Sumbawa.
- 14 Mei - Jepang mendarat di Flores, pendudukan selesai pada 17 Mei.
- 16 Mei - Jepang menduduki Sumba.
[sunting] Juni
- 17 Juni – Pemerintah Belanda di pengungsian di London membentuk
dewan konsultatif untuk urusan-urusan Hindia Belanda.
[sunting] Juli
Pilihan satu-satunya yang dimiliki
Soekarno dan Hatta adalah pura-pura bekerja sama dengan Jepang. Tujuan
akhirnya, sudah tentu, bukanlah untuk mendukung Jepang, melainkan untuk
mendapatkan kemerdekaan untuk Indonesia. Belakangan, Belanda yang kembali akan mencoba
untuk menuduh Soekarno sebagai kolaborator Jepang guna mendapatkan dukungan
Britania dalam menghadapi republik Indonesia yang baru terbentuk.
Sjahrir memimpin gerakan di bawah tanah dari rumah kakak
perempuannya di Cipanas, dekat Bogor. Informasi seringkali dan dengan diam-diam dibagikan
Soekarno, yang mendapatkannya dari lingkaran dalam Jepang, dan Sjahrir.
- Satuan sisa-sisa tentara KNIL dikirim ke Kai, Aru dan
Kepualuan Tanimbar.
- Jepang mengumpulkan Soekarno, Hatta, dan Sjahrir di
Jakarta.
- Soekarno, Hatta, Sjahrir bertemu secara rahasia:
Soekarno untuk mengumpulkan massa untuk kemerdekaan, Hatta untuk menangani
hubungan-hubungan diplomatik, Sjahrir untuk mengkoordinasi
kegiatan-kegiatan bawah tanah.
- Soekarno menerima tawaran Jepang untuk menjadi pemimpin
pemerintah Indonesia, tetapi bertanggung jawab kepada militer
Jepang.
- 30 Juli - Jepang menduduki Kep. Kai dan Aru, setelah sejumlah
perlawanan di Kai.
- 31 Juli - Jepang merebut Kep. Tanimbar sejumlah perlawanan oleh
KNIL dan detasemen-detasemen Australia di Saumlaki.
[sunting] Agustus,
September, Oktober
- 29 Agustus - Jepang mulai memindahkan sejumlah pasukan dari Sumatra dan
Jawa ke Kep. Solomon.
- September, orang-orang Muslim Indonesia menolak untuk
memberi hormat kepada Kaisar Jepang di Tokyo. Peristiwa di Sukamanah,
Singaparna Tasikmalaya-Jawa Barat bukti nyata penolakan tersebut. Haji
Zaenal Mustafa mengangkat senjata kepada Jepang walaupun kemudian berhasil
ditumpas dan beliau dihukum mati di Ancol. Sebagai penghormatan, nama Haji
Zaenal Mustafa menjadi nama jalan terpenting di Tasikmalaya.
- Oktober, Kemajuan militer Jepang di Pasifik terhenti;
para komandan Jepang disuruh mengembangkan sentimen-sentimen pro-Jepang di
wilayah-wilayah pendudukan.
- 16 Oktober – Tentara ke-16 Jepang mengirimkan pasukan-pasukan
pengawal ke Lombok, Sumba dan Timor.
Pada mulanya, propaganda Jepang
kedengaran seperti perbaikan dibandingkan dengan pemerintahan Belanda. Setelah
itu, pasukan-pasukan Jepang mulai mencuri makanan dan menangkapi orang untuk
dijadikan pekerja paksa, sehngga pandangan bangsa Indonesia terhadap mereka mulai berbalik.
Militer Jepang membuat tiga
kesalahan besar terhadap bangsa Indonesia:
1.
kerja paksa: banyak laki-laki Indonesia diambil dari tengah keluarga mereka
dan dikirim hingga ke Burma untuk melakukan pekerjaan
pembangunan dan banyak pekerjaan berat lainnya dalam kondisi-kondisi yang
sangat buruk. Ribuan orang mati atau hilang.
2.
pengambilan paksa: tentara-tentara
Jepang dengan paksa mengambil makanan, pakaian dan berbagai pasokan lainnya
dari keluarga-keluarga Indonesia,
tanpa memberikan ganti rugi. Hal ini menyebabkan kelaparan dan penderitaan
semasa perang.
3.
perbudakan paksa terhadap perempuan:
banyak perempuan Indonesia yang dijadikan "wanita
penghibur " bagi tentara-tentara Jepang.
Selain itu, Jepang menahan banyak
warga sipil Belanda di kamp-kamp tahanan dalam kondisi-kondisi yang sangat
buruk, dan memperlakukan tahanan perang militer di Indonesia dalam keadaan yang buruk pula.
Namun, kejahatan-kejahatan perang di
-- yang sangat serius -- pada kenyataannya tidak seburuk dengan apa yang
dilakukan di Tiongkok atau Korea pada masa yang sama. Sejumlah komandan, seperti misalnya
Jen. Imamura di Jawa, secara terbuka dikritik di koran-koran Jepang karena
terlalu "lunak". Bahkan ada sejumlah perwira Jepang yang bersimpati
dengan gagasan kemerdekaan Indonesia, dan yang bahkan memberikan dukungan mereka kepada
tokoh-tokoh dan organisasi politik Indonesia, hingga kepada Soekarno sendiri.
[sunting] November,
Desember
- November, Pemberontakan di Aceh diredam oleh Jepang.
- Jenderal Imamura digantikan
oleh Jenderal Harada.
- 7 Desember - Ratu Wilhelmina dari
kerajaan Belanda, di pengasingan berpidato menjanjikan perbaikan hubungan
kembali dengan jajahan setelah perang selesai.
- 27 Desember - Jepang membuka kamp
interniran pertama untuk perempuan Belanda di Ambarawa.
[sunting] 1943
- Januari, Jepang menangkap Amir
Sjarifuddin untuk mematahkan gerakan perlawanannya. Sjarifuddin
dijatuhi hukuman mati, tetapi Soekarno mengintervensi dan membelanya atas
nama pribadi. Kasus Amir Sjarifuddin ini cukup unik. Ia seorang komunis
namun menerima dana dari pemerintah Belanda untuk mendukung gerakan
perlawanan terhadap Jepang.
- 9 Februari - Jepang mengirim tambahan pasukan ke Tanimbar, Kepulauan
Kai dan Irian Barat.
- 10 Februari - Gerilyawan Australia ditarik dari Timor Portugis setelah setahun berperang
di dalam hutan.
- 9 Maret - Jepang membentuk Putera (Pusat Tenaga
Rakyat), sebuah sayap organisasi politik. Soekarno menjadi
ketuanya, Hatta dan Ki Hadjar Dewantara salah satu anggotanya.
- Jepang membentuk sayap militer lokal, disebut Heiho untuk
menjadi unit reguler Jepang. Tentara Heiho dari Indonesia adalah
kombinasi antara sukarelawan dan milisi. Tentara Jepang membedakan
perlakuan terhadap Heiho dan tentara Jepang.
- Juli, Jepang menangkap sekitar 1000 pejuang di
Kalimantan Selatan
- 7 Juli - Perdana Menteri Jepang Tojo menjanjikan
pemerintahan otonomi terbatas bagi Indonesiadalam pidatonya di Gambir.
- 13 Agustus - Amerika melancarkan serangan bom dari Australi
terhadap Balikpapan.
- Jepang mulai mengambil alih perkebunan gula untuk
menguasai produksi gula. Para manajer Eropa dikirim kamp
interniran. Di sekitar waktu ini, banyak Gereja Kristen
Protestan didirikan oleh orang Indonesia setelah pendeta dan misionaris Belanda dikirim ke kamp
interniran Jepang.
- September, pemberontakan melawan Jepang berhasil
ditumpas di Kalimantan Selatan dan Barat.
- 8 September - Perintah dari Markas Besar Militer Jepang di Saigon
untuk membentuk "Giyugun" (angkatan bersenjata lokal)
di sepanjang Asia Tenggara. Pada akhir peperangan, sekitar dua juta orang Indonesia telah
direkrut untuk menjadi Giyugun atau menjadi Heiho. Jepang merasa perlu
merekrut orang lokal untuk pertahanan, karena tentara Jepang terus ditarik
untuk perang dengan Sekutu di Pasifik.
- 3 Oktober - Jepang membentuk Giyugun di Sumatra dan
Jawa. Pasukan di Jawa disebut PETA (Pembela Tanah Air). Banyak tokoh yang
tergabung dalam PETA, termasuk Soedirman dan Soeharto. Aktivis kemerdekaan menganggap
pelatihan militer tidak begitu mendukung kekuatan Jepang dibanding
persiapan untuk kemungkinan kemerdekaan. Pada pertengahan 1945, ada
120.000 pejuang tergabung dalam PETA. Kelompok ini yang kemudian akan
membentuk inti Angkatan Bersenjata Indonesia.
- 24 Oktober, payung organisasi MIAI berganti nama menjadi Masyumi (Majelis
Syurah Muslimin Indonesia).
- Jepang mulai melancarkan kerja paksa terhadap penduduk
desa (romusha), ribuan orang mati dan hilang.
Jepang mulai menjarah beras.
- Brigade Angkatan Laut Belanda di pengasingan mulai
pelatihan pada Camp
Lejeune, North Carolina,
dengan tujuan akhir merebut kembali Hindia Belanda.
- 3 November - Hatta berpidato menghimbau orang Indonesia untuk
bergabung dengan PETA.
- 10 November - Soekarno, Hatta, dan Kyai Bagus
Hadikusumo berangkat ke Tokyo untuk bertemu dengan Kaisar Jepang. Ini adalah pertama
kali Soekarno bepergian ke luar negeri.
- Desember, Barisan Hizbullah dibentuk oleh Jepang,
sebuah angkatan perang pemuda Muslim yang berhubungan dengan Masyumi.
[sunting] 1944
- Januari, Putera digantikan oleh Jawa Hokokai. Soekarno menjadi
pemimpinnya.
- 19 April - Sekutu menjatuhkan bom di Sabang, Aceh.
- 22 April - Sekutu menguasai Hollandia (sekarang Jayapura).
- 9 Mei - Komandan Jepang memutuskan meninggalkan Irian Barat.
- 17 Mei - Serangan udara Sekutu di Surabaya.
- 21 Mei - Tentara Amerika mendarat di Biak.
- 4 Juni - Jepang melancarkan serangan balik ke Biak.
- Agustus, Barisan Pelopor yang
dibentuk oleh sayap pemuda Jawa Hokokai (setelah kemerdekaan berganti nama
menjadi Barisan Benteng).
- 11 Agustus - Serangan udara Sekutu di Palembang.
- 28 Agustus - Ambon luluh lantak akibat serangan udara Sekutu.
- 8 September - Jenderal Koiso menjanjikan Indonesia akan
merdeka dalam waktu yang tidak lama lagi.
- 8 September - tentara Amerika berhasil mengusir Jepang dari Biak.
- 15 September - Sekutu mendarat di Morotai. Otoritas Jepang mulai
mengorganisir dewan regional (dengan kekuasaan sebagai penasehat saja).
- Oktober, tentara Australia mulai melancarkan serangan bom ke Balikpapan.
Jepang mengorganisir sebuah Dewan Penasehat Pusat, serupa dengan
Volksraad, namun tanpa kekuasaan legislatif.
- November, Gubernur Militer Kumashaki
Harada digantikan oleh Shigeichi Yamamoto. Pakubuwono
XII menjadi Susuhunan Surakarta.
[sunting] 1945


Makam Kalibanteng, tempat
dimakamkannya banyak warga sipil Belanda yang meninggal di kamp interniran
Jepang.
[sunting] Januari-April
- 14 Februari - tentara Peta di Blitar menyerang gudang senjata
Jepang.
- 1 Maret - Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI), sebuah komite untuk mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia,
diumumkan pembentukannya oleh Jepang. Anggota-anggotanya antara lain
Soekarno, Hatta, Wahid Hasyim, dll. Pemimpinnya adalah Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
- April, Laksamana Maeda,
pimpinan intelijen Angkatan Laut di Indonesia, mendukung perjalanan pidato
keliling Soekarno dan Hatta ke Makassar.
- 30 April - Tentara Australia dan Belanda mendarat di Tarakan.
[sunting] Mei
- 3 Mei - Gerilyawan Aceh menyerang pos Jepang di Pandrah,
berhasil membunuh seluruh tentara Jepang.
- 29 Mei - Diselenggarakan sidang pertama BPUPKI yang
berlangsung sampai 1 Juni. Soepomo berpidato tentang integrasi nasional dan melawan
individualisme perorangan. Muhammad Yamin mengusulkan
bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Timor Portugis, dan seluruh wilayah
Hindia-Belanda sebelum perang. Yamin juga menyarankan bahwa Indonesia baru
harus mengabaikan hukum internasional dan mendeklarasikan semua area
samudra antara pulau-pulau sebagai perairan teritorial. Kontroversi terus
berlanjut diantara peserta sidang BPUPKI mengenai aturan Islam dalam Indonesia yang
baru.
[sunting] Juni
- Maeda mendukung perjalanan Soekarno dan Hatta ke Bali
dan Banjarmasin untuk berpidato.
- 1 Juni - Soekarno menjelaskan tentang doktrin "Pancasila"
di depan BPUPKI.
- 10 Juni - Tentara Australia mendarat di Brunei, tentara Belanda mendarat di Sumatra
Utara.
- 22 Juni - Sebuah komisi khusus dipimpin Soekarno dibentuk untuk
memecahkan perselisihan atas peran Islam dalam Republik yang baru, dan
setuju dengan menghadiahkan bahasa kompromi, yang kemudian dikenal sebagai Piagam
Jakarta. Bahasa kompromi ini menyebutkan bahwa hanya yang
beragama Islam yang diwajibkan untuk mengikuti Hukum Islam.
- 24 Juni - Tentara Sekutu mendarat di Halmahera.
[sunting] Juli
- Militer Jepang mengadakan pertemuan di Singapura.
Merencanakan pengalihan kekuasaan Indonesia kepada pimpinan pejuang kemerdekaan Indonesia.
- 1 Juli - Tentara Australia menguasai Balikpapan, pesawat Amerika menjatuhkan bom di Watampone.
- 8 Juli - Sekolah Tinggi Islam didirikan di Jakarta (Sekarang
Menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) yang berpusat di Yogyakarta
seiring perpindahan ibukota Indonesia ke Yogyakarta saat Agresi Militer Belanda ke II)
- 10 Juli-17 Juli -
Diselenggarakan sidang kedua BPUPKI untuk membicarakan rancangan
undang-undang dasar untuk Indonesia. Hatta melakukan kritik terhadap pernyataan
Yamin, dan menyarankan Irian Barat sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam Indonesia.
Soekarno mendukung Yamin. Haji Agus Salim menyarankan agar rakyat yang
berada di bawah bekas kekuasaan Inggris dan Portugis dapat memilih apakan
akan bergabung dengan Indonesia atau tidak. Mayoritas anggota memilih bahwa Indonesia harus
memasukkan Malaya, Sarawak, Sabah dan Timor
Portugis, seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.
- 11 Juli - Amerika melancarkan serangan udara di Sabang.
[sunting] Periode
menjelang Kemerdekaan RI

Pada 6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan Jepang
menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan
kemerdekaannya.
7 Agustus - BPUPKI berganti nama menjadi PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa
pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio
pada tanggal 10 Agustus 1945,
bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang
bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk
kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Saat Soekarno, Hatta dan
Radjiman kembali ke tanah air pada tanggal 14 Agustus 1945, Syahrir mendesak agar Soekarno segera
memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang
telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan
pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para
pejuang Indonesia belum siap.
15 Agustus - Jepang menyerah kepada Sekutu.
Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan
mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda.
Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh,
yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini
hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno dan Hatta,
dan membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Di sini, mereka
kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah
siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta
kembali ke Jakarta,
bertemu dengan Jenderal Moichiro
Yamamoto dan
bermalam di kediaman Laksamana Muda Maeda Tadashi. Dari komunikasi antara Hatta dan
tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin
bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi
untuk memberikan kemerdekaan.
Mengetahui bahwa proklamasi tanpa
pertumbahan darah telah tidak mungkin lagi, Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan
menyiapkan teks Proklamasi yang kemudian dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.
Tentara Pembela Tanah
Air, kelompok muda radikal, dan rakyat Jakarta mengorganisasi pertahanan di kediaman Soekarno. Selebaran
kemudian dibagi-bagikan berisi tentang pengumuman proklamasi kemerdekaan. Adam
Malik juga mengirim pesan singkat pengumuman Proklamasi ke luar negeri.
Pasca-Kemerdekaan


Rapat kedua KNIP yang diketuai oleh Sutan Syahrir pada tanggal 25-26 November 1945
18 Agustus - PPKI membentuk sebuah pemerintahan
sementara dengan Soekarno sebagai Presiden dan Hatta sebagai Wakil Presiden.
Piagam Jakarta yang memasukkan kata "Islam" di dalam sila Pancasila,
dihilangkan dari mukadimah konstitusi yang baru.
Republik Indonesia yang baru lahir
ini terdiri 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.
Pada 22 Agustus Jepang mengumumkan mereka menyerah di depan umum di Jakarta. Jepang melucuti senjata mereka
dan membubarkan PETA Dan Heiho. Banyak anggota kelompok ini yang belum
mendengar tentang kemerdekaan.
23 Agustus - Soekarno mengirimkan pesan radio
pertama ke seluruh negeri Indonesia. Badan Keamanan Rakyat, angkatan bersenjata Indonesia yang pertama mulai dibentuk dari
bekas anggota PETA dan Heiho. Beberapa hari sebelumnya, beberapa batalion PETA
telah diberitahu untuk membubarkan diri.
29 Agustus - Rancangan konstitusi bentukan PPKI
yang telah diumumkan pada 18 Agustus, ditetapkan sebagai UUD 45. Soekarno dan Hatta secara resmi
diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden. PPKI kemudian berubah nama
menjadi KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). KNIP ini
adalah lembaga sementara yang bertugas sampai pemilu dilaksanakan. Pemerintahan
Republik Indonesia yang baru, Kabinet Presidensial, mulai bertugas pada 31 Agustus.
Sekutu
Sesuai dengan perjanjian
Wina pada
tahun 1942,
bahwa negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan
wilayah-wilayah yang kini diduduki Jepang pada pemilik koloninya masing-masing
bila Jepang berhasil diusir dari daerah pendudukannya.
Menurut Sekutu sebagai pihak yang
memenangkan Perang Dunia
II, Lord
Mountbatten sebagai
Komandan Tertinggi Sekutu di Asia Tenggara adalah orang yang diserahi tanggung
jawab kekuasaan atas Sumatra dan Jawa. Tentara Australia diberi tanggung jawab terhadap
Kalimantan dan Indonesia bagian Timur.
Pada 23 Agustus 1945 tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh.
15 September 1945, tentara sekutu tiba di Jakarta, ia didampingi Dr Charles van der Plas,
wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil
Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr Hubertus J van Mook.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar